Selasa, 27 Maret 2018

TENGGELAMNYA KAPAL WARMOND


Tenggelamnya Kapal Warmond

Assalamualaikum....
Halo, gaes.... sedulur memisa (teman-teman semuanya, campuran bahasa Jawa dan Bulungan #maksabanget).
Hari yang sangat cerah, kan? Oh, pastinya... Meskipun kadang-kadang di Jogja suka labil gitu. Hari ini hujan, besok panas banget. Syukurilah wahai manusia. Itulah namanya keseimbangan alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Alhamdulilah.
Tulisan saya pada kali ini berkaitan dengan kebudayaan yang ada di Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Bulungan. Bulungan adalah tempat saya tinggal. Kenapa disebut “Bulungan”? Hem, ada banyak maksud sih, ada arti historis dan bahasa. Secara historis karena di tempat itulah berdiri Kerajaan Bulungan. Apa? KERAJAAN BULUNGAN? ADA KERAJAAN DI PELOSOK SANA? Iya, ada. Percayalah sodara-sodara. Meskipun tidak seterkenal kerajaan di Jawa dan pulau lainnya, tapi kerajaan ini cukup menjanjikan (?).
Kerajaan Bulungan adalah kerajaan Islam yang cukup lama berdirinya, kira-kira tahun berdirinya 1731 M artinya sekitar 287 tahun. Selain itu, peringatan hari berdirinya Kerajaan Bulungan dijadikan sebagai sebuah Pesta Rakyat bernama Birau setiap 2 tahun sekali. Kalian bisa datang sekitar bulan April – Oktober. Saya kurang ingat, soalnya sudah lama tidak pulang kampung. Hiks. Pokoknya, acaranya seru. Terutama pembukaannya dan penutupannya, ada stan-stan pameran di Lapangan Agathis, Tanjung Selor. Ada banyak lomba, seperti lomba dayung perahu, lomba memanah, dan lain-lain.
Ehm, kembali ke laptop.
Selain karena historis, disebutkan juga kata “bulungan” berasal dari dua kata bahasa bulungan, yaitu “bulu” (bambu) dan “tengon” (benar). Karena ada kepercayaan putri yang pertama kali dimiliki oleh ketua adat pada masa itu (sebelum ada kerajaan) berasal dari bambu dan telur. Ah, pokoknya pembahasannya lumayan ribet. Silahkan baca di buku-buku sejarah (kalau ada) atau di brosur-brosur ketika datang ke Bulungan! Selain itu, monumen telur pecah juga ada di pertigaan jalan Sengkawit, di Tanjung Selor. Maaf ya, kalau salah, sekali lagi, saya sudah lama tidak pulang (hiks).
SEPERTI ITU...
TAPI... Yang mau saya bahas bukan tentang Kerajaan Bulungan secara detil. Takutnya nanti berubah menjadi buku, terus saya terkenal, bukaaan, tapi tentaaaaangg...
TENGGELAMNYA KAPAL WARMOND
Ea, ea, udah kayak film “Tenggelamnya Kapal Venderburg”, ye kaaan?
Kapal ini cukup legendaris. Jika ingin melihat fotonya secara langsung, bisa datang ke museum Bulungan di Jalan Kasimudin, Tanjung Palas. Sekitar 100 meter dari rumah saya! Gratis! Tidak dipungut biaya. Tapi, daripada foto kapal Warmond, kayaknya lebih banyak foto Kapal Boelongan Nederland. Dua kapal ini cukup tersohor sih (untuk warga Bulungan), kapal dengan penuh cerita mistis dan tragis.
Terkhusus untuk Kapal Boelongan Nederland, saya akan ceritakan secara ringkas dulu. Kapal ini adalah kapal kargo yang dibuat oleh Belanda sebagai transportasi Pemerintahan Kolonial ke Bulungan. Well, just for your information, Bulungan pada masa itu memiliki hubungan baik dengan Belanda, jadi belum ada ceritanya dijajah. Kecuali adanya perjanjian-perjanjian ekonomi yang agak timpang. Nah, tenggelamnya kapal ini berkaitan secara tidak langsung dengan cerita tenggelamnya Kapal Van Imhoff. Tawanan Jerman yang pada saat itu tenggelam, meminta bantuan kepada Kapal Boelongan Nederland. Namun, Kapal Boelongan Nederland yang berisi Pemerintah Kolonial tidak mau membantu, bahkan mendorong orang-orang yang berusaha naik.
Percayalah pada karma, karena beberapa hari setelah itu, kapal Boelongan Nederland ditembak oleh tentara Jepang dan akhirnya tenggelam di dekat perairan Padang, Sumatera Barat. Naas sekali, bukan? Hikmah dari kisah singkat ini, jangan terbutakan oleh segala macam fanatisme. Bantulah orang lain dikarenakan manusia, bukan asal maupun agama.
Selanjutnya, sodara-sodara sekalian bisa melihat di tulisan-tulisan yang banyak tersebar di dunia maya atau berkunjung ke Museum Bulungan (promosi itu wajib).
Sementara itu, Kapal Warmond adalah kapal pesiar yang konon dihadiahkan oleh Ratu Wihelmina (Kepala Negara Kerajaan Belanda masa itu). Kapal yang mewah pada masanya ini diduga untuk mengambil hati Kerajaan Bulungan untuk memudahkan Belanda mengeksploitasi minyak di Tarakan. Untuk kebenarannya sendiri bisa ditanyakan kepada rumput yang bergoyang. Karena hati orang siapa yang tahu?
Kapal Warmond tenggelam karena ditembak oleh tentara Australia. Tentara Australia mengira kapal tersebut milik Jepang saat operasi pembebasan Tarakan, yang dikenal dengan nama sandi Operation Oboe. Sebuah operasi pembebasan seluruh pusat perminyakan di Kalimantan terutama di Tarakan, Balikpapan, dan Teluk Brunei yang dirancang oleh Jendral Douglas MacArthur sejak 1944. Sedangkan untuk penembakan Kapal Warmond masih belum diketahui.
Kondisi yang cukup rusak, Warmond sempat di arahkan ke pinggir Sungai Kayan. Namun, saat ditarik menuju Tanjung Selor, kapal tersebut tenggelam ke tengah sungai akibat tali kawat yang menariknya putus. Agar kapal lain yang melintas di sungai tidak menabrak lokasi bangkai kapal, maka Sultan memasang rambu pengaman. Sayangnya, rambu itu hanyut dihantam kapal yang membawa kayu pada era kejayaan kayu log sekitar tahun 1980-an.
Ada rencana oleh Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara dan Pemerintahan Kabupaten Bulungan untuk menaikkan Warmond ke permukaan dan menjadikannya sebagai objek sejarah dan wisata. Kita tunggu saja realisasinya. Sebelumnya pernah ada rencana untuk mengangkat kapal tersebut, namun tidak pernah terlaksana. Dipercaya, oleh orang-orang, karena ada jin penunggunya. Ya, di dalam Islam, perairan pun dihuni oleh Jin. Percaya maupun tidak, serahkan kepada Allah SWT saja.
Selain itu, beberapa orang juga meyakini bahwa kapal tersebut tenggelam di depan area kerajaan. Artinya di depan Pelabuhan Sentosa Tanjung Selor – Tanjung Palas. Atau bisa jadi di depan rumah saya! (omegat). Tapi, semuanya hanyalah kemungkinan, karena belum ada yang mengetahui secara pasti. Terlebih lagi dengan adanya bencana banjir awal 2015 lalu, kemungkinan puing-puing atau bahkan Warmond sendiri berpindah tempat, kan?
By the way, kalau seandainya Kapal Warmond akan diangkat, apakah kalian tertarik datang ke Bulungan? Yah, selain Kapal Warmond, kalian juga bisa melihat situs sejarah yang menarik untuk diikuti. Bahkan, saya sebagai warga asli masih menyukainya. Penuh misteri dan suasana mistis (huss). Mungkin lain kali saya bisa bercerita tentang hantu (khas) yang dimiliki oleh Bulungan (ngawur).
Demikian, tulisan sejarah dari saya yang tidak seberapa ini. Kalian bisa mencari referensi lain, karena saya tidak menulis artikel ilmiah, hanya artikel biasa saja. Jangan dijadikan sumber untuk membuat makalah, ya, apalagi skripsi. Jangaaannn... sangat tidak kredibel.
Selanjutnya, hanya kepada Allah-lah saya meminta pertolongan dan pengampunan.
Wallahu a’lam bisshawab.
Wassalamualaikum

*(tulisan lainnya oleh penulis bisa dilihat di yoshioka297.blogspot.co.id)